Ada dua sahabat nabi yaitu Usaid bin Hudhair dan ‘Abbad bin Bisyr. Mereka berdua mendapatkan karamah dengan mendapatkan cahaya ketika berjalan karena mereka adalah wali Allah yang mendapatkan pertolongan.
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa)
بَابُ كَرَامَاتِ الأَوْلِيَاءِ وَفَضْلِهِمْ
Bab 253. Karamah para Wali dan Keutamaan Mereka
Hadits #1508
Karamah dari Usaid bin Hudhair dan ‘Abbad bin Bisyr
وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، خَرَجَا مِنْ عِنْدِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ وَمَعَهُمَا مِثْلُ المِصْبَاحَيْنِ بَيْنَ أَيْديهِمَا . فَلَمَّا افْتَرَقَا ، صَارَ مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا وَاحِدٌ حَتَّى أتَى أهْلَهُ .
رَوَاهُ البُخَارِيُّ مِنْ طُرُقٍ ؛ وَفِي بَعْضِهَا أنَّ الرَّجُلَيْنِ أُسَيْدُ بنُ حُضير ، وَعَبّادُ بنُ بِشْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا .
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ada dua orang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari tempat beliau pada suatu malam gelap gulita. Masing-masing menyertai mereka berdua seperti lampu di depan mereka berdua. Ketika keduanya berpisah, masing-masing dari lampu itu menyertai mereka berdua sampai tiba di keluarganya. (HR. Bukhari)
Di sebagian sanad disebutkan, dua orang tersebut adalah Usaid bin Hudair dan ‘Abbad bin Bisyr radhiyallahu ‘anhuma.
Baca juga: Ilmu Agama itu Bagaikan Cahaya
Faedah hadits
- Karamah (kemuliaan) kedua sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Usaid bin Hudair dan ‘Abbad bin Bisyr radhiyallahu ‘anhuma, mereka diberikan lampu penerang padahal di pasar tidak ada cahaya, di rumah tak ada cahaya, Allah yang menjadikan di tangan mereka berdua semisal dua lampu yang menerangi jalan mereka. Cahaya itu bukan usaha dan sebab dari mereka berdua. Allah yang memberikan mereka cahaya hingga mereka berdua berpisah dan cahaya itu tetap mengikuti mereka.
- Perlindungan Allah kepada orang yang pergi menunaikan kewajibannya dan memenuhi hak perintah Allah Ta’ala.
- Karamah di sini adalah cahaya hissi (cahaya yang tampak). Ada juga karamah yang Allah beri kepada wali-Nya yaitu berupa cahaya maknawi. Karamah ini berupa cahaya pada hati orang beriman. Sebagian ulama dikaruniakan oleh Allah ilmu yang luas, bahkan dalam berbagai bidang ilmu. Allah memberikan ia pemahaman, hafalan, dan pandai berdebat untuk memenangkan kebenaran. Di antara ulama tersebut adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat: 728 H) yang memberikan manfaat kepada umat lewat karya buku-buku beliau hingga saat ini. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Jika ada orang yang mendebatku untuk membela kebatilannya lantas ia berdalil dengan ayat atau hadits, maka ayat atau hadits tersebut justru menjadi dalil untuk membantah pemahamannya, bukan mendukungnya.” Inilah suatu nikmat yang diperoleh oleh Ibnu Taimiyyah. (Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 6:93)
Baca juga:
Referensi:
- Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:547-548.
- Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan kedua, Tahun 1427 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Madar Al-Wathan li An-Nasyr. 6:93.
–
Ditulis saat perjalanan Panggang – Jogja, 25 Safar 1444 H, 22 September 2022
Artikel Rumaysho.Com